RESENSI FILM SOEKARNO
Febriani Annisa
Sakral
1431611064

Judul Film : Soekarno
Sutradara : Hanung Bramantyo
Editing : Cesa David Luckmansyah
Tahun pembuatan : Pertama 2013
Durasi : 150 minutes
Siapa tidak mengenal figur seorang
Soekarno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia sekaligus bapak
proklamator kemerdekaan negara ini. Sesoknya sangat dikenal di tanah air bahkan
seluruh dunia. Sepak terjangnya sebagai Presiden Republik Indonesia
pertama, dan kepiawaiannya dalam kancah politik dunia internasional, menjadi
spirit baru bagi negara-negara Asia-Afrika di masa lalu untuk merdeka.
Kawan maupun lawan dibuat segan
oleh pandangan-pandangannya. Sederet pujian dan anugerah disematkan pada diri
Sukarno ke dalam berbagai manifestasi. Kemerdekaan Indonesia kemudian menjadi
inspirasi negara-negara di Asia-Afrika untuk membebaskan diri dari kolonialisme
dan imperialisme. Apalagi ketika Indonesia mengadakan Konferensi Asia-Afrika
yang menegaskan posisinya sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok, Soekarno tampil
sebagai tokoh besar dalam sejarah.
Kisahnya banyak dihubungkan dengan
mitologis, padahal sebagai bagian sejarah seharusnya dilandasi fakta dan data.
Film ini berupaya menampilkan sisi-sisi kehidupan bapak Proklamator dengan cara
seobyektif mungkin.
Film yang menceritakan semangat
nasionalisme ini diawali dengan mengajak penonton untuk berdiri dan menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya secara bersama-sama. Hal ini semakin
mengingatkan kita sebagai bagian dari jati diri bangsa yang menghargai dan
mencintai bangsa Indonesia yang besar ini.
Film ini dibuat dengan urutan
kronologis beralur maju. Hanya sedikit di bagian awal film yang sempat flash-back
ke masa kecil Soekarno saat masih bernama Kusno, termasuk prosesi pergantian
namanya menjadi Soekarno. Untuk kemudian alurnya terus maju hingga ke akhir
film.
Cerita Soekarno dimulai ketika
Soekarno (Ario Bayu) bersama dengan istrinya, Inggrit Ganarsih (Maudy Koesnaedi),
dibuang oleh pihak Belanda ke Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dan ke
Provinsi Bengkulu akibat pledoinya tentang kemerdekaan Indonesia yang dikenal
dengan sebutan ‘Indonesia Menggugat’ dianggap mengancam keberadaan Belanda di
Indonesia. Di Bengkulu, Soekarno istirahat sejenak dari keriuhan dunia politik
dan menghabiskan waktunya dengan mengajar para pemuda di provinsi tersebut.
Meskipun telah memiliki istri, Soekarno tidak dapat menghindarkan hatinya dari
rasa suka terhadap salah satu muridnya, Fatmawati (Tika Bravani). Hal ini jelas
kemudian menghasilkan kemelut dalam rumah tangga Soekarno dan istrinya. Di
tengah kemelut tersebut, Jepang kemudian berhasil menggeser posisi Belanda dan
menduduki tanah Indonesia. Oleh Jepang, Soekarno kemudian dibebaskan dari masa
pembuangannya. Ia lantas memilih untuk kembali ke dunia politik dan secara
perlahan menyusun rencana untuk mengejar kemerdekaan dari negara yang begitu
dicintainya.
Di saat ‘galau’ dengan masalah rumah tangganya,
terutama karena Inggit belum mampu memberikan anak, ekskalasi politik memanas.
Perang Dunia II mencapai Asia dengan masuknya Jepang ke dalam kancah perang
dengan membom pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii.
Jepang memberikan istilah sendiri untuk Perang Dunia II di teater Pasifik
sebagai “Perang Asia Timur Raya”. Kekuatan Jepang dengan cepat melumpuhkan satu
demi satu negara di Asia, terutama di Asia Timur dan Tenggara. Indonesia yang
waktu itu dikuasai Belanda ikut jatuh, menyusul kalahnya Amerika Serikat dan
Inggris di Singapura dan Filipina.
Pasukan Belanda pimpinan Letnan Kolonel Hoogeband yang
berpangkalan di Bengkulu sempat akan memindahkan Soekarno ke Jawa untuk
kemudian akan diungsikan ke Australia. Tapi terlambat karena Jepang keburu
mendarat. Terjadi kekacauan, perampokan dan penjarahan terutama terhadap
orang-orang Belanda dan keturunan Tionghoa. Beberapa petinggi tentara Belanda
di sana kemudian dieksekusi oleh tentara Jepang. Soekarno sendiri digambarkan
sempat menyelamatkan pedagang Tionghoa yang dirampok oleh tentara Jepang.
Berbeda dengan Belanda, Jepang bersikap baik kepada
Soekarno. Ia dibawa kembali ke Jawa. Tujuan Jepang adalah memanfaatkan Soekarno
untuk menarik hati rakyat agar mendukung program 3 A: Jepang Cahaya Asia,
Jepang Sahabat Asia, Jepang Pelindung Asia. Ini adalah program propaganda
perang negeri matahari terbit itu. Apalagi ia sempat diperbolehkan membentuk
PETA (PEmbela Tanah Air) dan PUTERA (PUsat TEnaga Rakyat), serta mengibarkan
bendera merah-putih dan menyanyikan Indonesia Raya di seluruh Jawa. Tapi,
Soekarno sedih karena Jepang malah menggunakannya untuk mencari tenaga kerja
paksa romusha. Di film ini digambarkan bahwa foto Soekarno sedang menjadi
‘mandor’ memang sengaja dibuat Jepang sebagai alat propaganda.
Walau begitu, Soekarno merasa bisa memanfaatkan
situasi ini untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sutan Sjahrir keras
menolak, untung ada Mohammad Hatta yang bijak menjadi penengah. Akhirnya
disepakati dua jalan, Soekarno dan Hatta mencari peluang kooperasi dengan
pemerintah Dai Nippon, sedangkan Sutan Sjahrir memimpin kelompok pemuda berada
di garis keras.
Di tengah situasi genting, Soekarno mengalami masalah
rumah tangga. Ia ingin menikahi Fatmawati, tapi tidak mau menceraikan Inggit.
Masalahnya, Inggit tidak mau dimadu dan Fatmawati sudah dilamar orang lain.
Akhirnya, Inggit mengalah dan meminta diceraikan. Soekarno pun menikahi
Fatmawati dan tak lama kemudian istrinya itu hamil. Soekarno pun tak lama
kemudian digembirakan dengan lahirnya putra pertamanya, yang diberi nama Guntur
Soekarnoputra.
Tanpa diduga, Amerika Serikat yang gusar pada
kekalahan di Pearl Harbour menggunakan jalan pintas yang kejam untuk mengakhiri
perang: menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menyerah kalah.
Siaran radio luar negeri yang dilarang berhasil didengarkan oleh beberapa
tokoh, terutama Sjahrir. Ia membujuk Soekarno dan Hatta agar mengabaikan janji
kemerdekaan dari Jepang, yang rencananya akan diadakan pada tanggal 22 Agustus
1945. Soekarno yang sempat diberikan penghargaan langsung oleh Kaisar Jepang
Hirohito –yang bahkan rela turun dari singgasana untuk menyalami Soekarno,
suatu hal yang amat sangat langka karena ia dianggap dewa di negerinya- masih
mempercayai Jepang.
Saat Soekarno, Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh ‘tua’
masih mempertimbangkan beberapa hal, kelompok pemuda bergerak. Mereka menculik
Soekarno, Hatta dan Fatmawati ke Rengasdengklok pada 15 Agustus 1945. Sjahrir
terkejut dan marah. Meski berbeda pendapat dengan Soekarno-Hatta, ia menyatakan
kedua tokoh itu sangat penting bagi pergerakan kemerdekaan. “Dua-tiga Sjahrir
pun tak akan bisa menggantikan Soekarno!” katanya. Ia pun mendesak para pemuda
untuk mengembalikan keduanya ke Jakarta.
Sesampai di Jakarta, Laksamana Tadashi Maeda
melaksanakan janji samurainya setelah dalam pertemuan sebelumnya sempat
disindir Hatta. Ia meminjamkan rumahnya sebagai tempat merumuskan naskah
proklamasi. Bahkan, tokoh-tokoh pergerakan sudah dikumpulkan sebelumnya dan
menyambut Soekarno-Hatta saat tiba di rumah Maeda. Akhirnya, diputuskan tiga
orang untuk menyusun naskah proklamasi: Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo
Ketika naskah itu selesai ditulis tangan, Sayuti Melik
ditugaskan mengetiknya. Suasana tegang terasa, terutama karena kuatir tentara
Jepang akan ikut campur. Tapi karena jaminan Maeda, semua lancar dan aman. Esok
paginya, Hatta pulang dulu untuk sahur, mandi dan berganti pakaian. Dalam film
tidak digambarkan, tapi saat itu bulan Ramadhan. Soekarno yang kelelahan demam.
Ia diperiksa dr. Soeharto. Tapi saat Bodancho PETA Latief Hendraningrat melapor
semua sudah siap, Soekarno menolak membacakan proklamasi tanpa Hatta. Ketika
akhirnya Hatta datang, acara pun dimulai dengan sambutan singkat dari Soekarno
yang dilanjutkan pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran bendera Sang Saka
Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Beberapa malam sebelumnya, Fatmawati
yang sedang mengandung menjahit sendiri dengan tangan bendera pusaka itu.
Bendera nasional pertama yang dikibarkan di era Indonesia merdeka.
Kemerdekaan Indonesia disambut, peran Soekarno terus
berlanjut. Dan bangsa ini terus memantapkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Soekarno akan selamanya dikenang sebagai Bapak Bangsa yang telah
membawa Indonesia mencapai kemerdekaannya.
#SemogaBermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar