Sebelum
baca lebih dalam se-dalam” nya, yu’ kita Muhasabah dulu, biar tulisan ini gk mubadzir
nantinya. Hihi..
"Maka
janganlah kamu mengikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah)."
(QS.
Al Qalam ayat 8) #silahkandicek
Gmn??
Udah muhasabah nya???
sekarng jawab pertanyaan dengan jujur yaaa guys..
sekarng jawab pertanyaan dengan jujur yaaa guys..
Ayooo??
Siapa yg kemarin ujan”nan di sana??
siapa yg kemrin nangis ke bokap sama nyokap buat beli tikett??
siap yg kemrin dianterin nyokap kesna dan sekrang nyokap terbaring di RS gara” keujanan??
hadeuuuuhh.. -_-“ Akhir jaman kah ini??
siapa yg kemrin nangis ke bokap sama nyokap buat beli tikett??
siap yg kemrin dianterin nyokap kesna dan sekrang nyokap terbaring di RS gara” keujanan??
hadeuuuuhh.. -_-“ Akhir jaman kah ini??
Okeh
deh.. semoga kejadian itu gk tertimpa pada kita, khususnya penulis, umum nya
para pembaca yaaa… #Aamiin..
Jadi
gini.. ana punya cerita ni..
Ada
seorang lelaki, rambutnya gondrong, kuping telinganya ditempeli anting-anting,
jari telunjuk dan jari tengahnya tangan kanannya menjepit sebatang rokok, dan
gaya jalannya dibuat sedemikian rupa. Ketika ditanya "siapa sih tokoh
idolamu?". Dia menjawab, "Penyanyi metal meen!!". #Pantas!!
Adalagi
seorang perempuan, rambutnya sangat pendek sehingga kuduknya terlihat. Memakai
pakaian yang serba mini dan cukup 'kekecilan' alias ketat dan berlanggak-lenggok
jalannya. "Tokoh favorit saya Tony Braxton." katanya.
Melihat
kenyataan di atas kita bisa berkonklusi bahwa, betapa seorang tokoh idola itu
bisa mewarnai life style seseorang yang mengidolakannya.
Cukup
pelik memang, Permasalahan ini, apabila ditilik dari terminologi Qur'ani,
bukanlah masalah yang sepele. Apalagi kalau sudah mengintervensi 'aqidah dan
akhlaq. Makna dari tokoh idola itu sendiri adalah seseorang yang dikagumi “from
the bottom of the heart” #wihmantapgktuuuhh??
Sehingga
cenderung untuk diteladani atau ditiru segala tingkahnya. Mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Seseorang bisa menjadi idola bila memenuhi
kriteria-kriteria tertentu yang non statis, seperti wajah tampan, kepribadian
yang menarik, kemampuan yang luar biasa, kepandaian, dan lain-lainnya. Pokoknya
yang mengundang kekaguman kita.
Lalu,
mengapakah manusia itu, khususnya pemuda, cenderung untuk memiliki rasa kagum
terhadap seseorang sehingga pola kehidupannya diwarnai oleh pola tingkah sang
idola? Jawabnya: karena Allah menciptakan manusia itu dengan sederetan
kekurangan-kekurangan. Dan untuk menutupi kekurangan tersebut manusia akan
berusaha mencari manusia lain yang memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya
untuk kemudian mencontoh ataupun mempelajari
kelebihan
itu guna diterapkan dalam menutupi kekurangan-kekurangannya, sehingga ia merasa
lengkap dan puas. Itulah sifat dasar setiap manusia (fitrah).
Namun,
amat disayangkan, banyak manusia yang salah langkah dalam menyalurkan fitrahnya
itu. Ada sebagian manusia yang merasa 'kekurangan' apabila dirinya belum ada
'kejelekan', misalnya seseorang yang mengidolakan penyanyi metal, maka orang
ini akan merasa belum lengkap bila lengannya belum ditatoo dan kupingnya belum
diberi anting-anting #hiks sebagaimana sang idola.
Dan
ada pula manusia yang kurang apabila dirinya belum ada aqidah yang mantap,
akhlak yang karimah, dan ibadah yang benar, dan dialah manusia yang cerdas.
#ITU!
Dari
pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sembarangan dalam meneladani
seseorang tokoh yang diidolakan bisa berakibat fatal. Setidak-tidaknya ada tiga
kemudhorotannya, yaitu:
1.
Lunturnya aqidah
2.
Hancurnya moral dan akhlaq
3.
Pelan tapi pasti, keislaman kita bisa musnah #Naudzubillah
Cukup
mengerikan dan memang bukan mengada-ada. Bayangkan, seorang pemuda Islam
menjadi enggan mengaji hanya karena tokoh idolanya itu bukanlah seorang muslim
sejati. Seorang muslimah enggan menutup auratnya hanya karena sang idolanya itu
seorang pengumbar aurat alias suka memamerkan auratnya.
Fenomena
ini bukan isapan jempol semata, tapi memang nyata berdasarkan statistika. Ada
fakta dan data.
Sudah
sedemikian parahkah? Sampai-sampai kita gadaikan keislaman kita? Sampai-sampai
harga diri ummat Islam hancur? #Astagfirullah
Alhamdulillah,
agama yang kita yakini dan kita amalkan ini (Islam), dalam substansinya sebagai
diin yang syamil dan kamil, telah memberikan solusinya yang paten dalam
menghadapi masalah ini. Menurut pandangan Islam, tokoh idola wajib memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.
Dia adalah manusia pilihan Allah
Kriteria
ini adalah kriteria yang paling fundamental. Manusia pilihan Allah adalah
manusia yang dicintai, dikasihi, dirahmati, dan diridhoi olehNya dan sebaliknya
manusia itu juga mencintai Allah dengan sepenuh hati melebihi kecintaan
terhadap dirinya, keluarga, dunia dan isinya. Manusia ini adalah manusia yang
sangat bermanfaat bagi lingkungannya. Sekarang, pantaskah kita mengidolakan
orang-orang yang dikutuk dan dilaknat, macam orang-orang kafir?
Ingatlah,
"Seseorang itu bersama dengan orang yang dicintai di hari kiamat
nanti.". Bila kita mencintai orang yang beriman, kita akan bersama mereka
di hari kiamat nanti. Ingatlah, "Barangsiapa yang mengikuti suatu kaum,
maka ia termasuk dari kaum itu.".
2.
Memiliki kepribadian dan kemampuan yang Qur-ani
Kepribadian
dan kemampuan merupakan salah satu penyebab seseorang menjadi tokoh idola.
Kepribadian manusia itu bermacam-macam, begitu pula dengan kemampuan. Ada yang
mampu berusaha tetapi tidak mampu bertawakkal, ada yang mampu mendapatkan tapi
tidak mampu bersyukur dan ada pula yang mampu mencintai dan mentaati Allah.
Kemampuan dan kepribadian yang pantas diidolakan hanyalah yang baik saja dan
setiap yang baik itu harus dicocokkan, apakah selaras atau tidak dengan Al
Qur-an #ITU!
3.
Dikagumi dan dikenang sepanjang zaman
Biasanya
seorang tokoh idola tenar, lambat laun akan hilang ketenaran setelah beberapa
tahun atau dia wafat. Sesudah itu muncul yang lainnya. Tapi dalam Islam,
seorang tokoh idola yang pantas diteladani, dikagumi, dan dikenang hingga
tibanya hari kiamat Ternyata hanya ada satu orang, the one and the only, Nabi
Muhammad SAW.
Apakah
beliau manusia pilihan Allah? Ya dan sangat jelas sekali bahwa beliau adalah
kekasih Allah. Apakah beliau memiliki kepribadian dan kemampuan yang Qur-ani?
Ya. Beliau adalah ibarat Al Qur-an yang berjalan. Beliau dikagumi oleh kawan
atau lawan sepanjang sejarah. Lihatlah bagaimana Michael Hart memujinya dalam
buku "100 Tokoh".
Sekarang
marilah kita semua mulai mengidolakan, mencintai, dan meneladani Nabi Muhammad
SAW. Orang-orang yang mengidolakan beliau bisa dideteksi dari tingkah lakunya
yang senantiasa mencontoh Nabi Muhammad.
Marilah
kita meneladani Rasulullah dalam segala hal seperti kecintaan dan ketaatannya
dalam menjalankan ajaran-ajaran Allah, keberanian dan keteguhannya dalam
menghadapi berbagai cobaan hidup, kepandaiannya, pemikirannya, dan lain-lain.
Semoga
Allah memberkahi dan merahmati Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, para
sahabat, dan para umatnya yang setia hingga akhir zaman #Aamiin.. J
Nasihat
Untukmu, Untukku, Untuk kita Semua
#HijrahCinta_Lemon www.santrigaul.com
#HijrahCinta_Lemon www.santrigaul.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar