Cari Blog Ini

Kamis, 21 Mei 2015

I wanna play with shadows)

Aku memandang senja dari balik jendela kamar. Langit berwarna keemasan, bersenyawa dengan ratusan warna yang membias muncrat memenuhi mega. Senja kali ini muram,seperti kemarin dan kemarinnya lagi. Aku tidak galau. Tidak juga rindu. Terlebih lagi gerimis. Entah kenapa akhir-akhir ini aku hanya ingin menulis tentang banyak hal yang berbeda, berserak, untuk kemudian menyatukannya meski aku sendiri tak mengerti. Rasanya melayang. Seperti kupu-kupu bersayap elok yang terbang melintasi beranda, ranting pepohonan, bubungan rumah, hingga menuju angkasa. Bebas. Tanpa sedikitpun cemas. Seperti gerimis yang mampu membawa pelangi di senja hari, aku ingin sekuat itu.


Hidup ini mungkin seperti lembaran novel. Ada bagian yang ingin kucatat ulang untuk kemudian kuhapalkan baris demi barisnya. Adapula bagian yang tak ingin kusentuh sama sekali. Tiap-tiap bagian adalah sebuah karya. Tentunya bukan mahakarya yang tak pernah ingin kau selesaikan bukan? Aku ingin mengukir jalanku. Ada banyak hal yang menunggu untuk kau renungi, kau hadapi, juga kau raba kembali. Membaca ulang tentang Dinda, Atra, ataupun sang inspirator yang takkan pernah kutemui lagi di kemudian hari. Begitu pula dengan kisahmu hari ini. Hargailah sang waktu, dan cintailah apa yang ada di hadapanmu meski kau tak ingin. 
 
“Karena kamu suka hujan, menjadilah seperti ia.”
 
Pernahkah kau menulis tanpa rasa? Maka beginilah (mungkin) yang saya maksud...hambar..tanpa saya pun mengerti apa yang saya tulis.. -____- *penat*